Malam ini aku teringat hal-hal akan dirimu lagi.
Akhirnya
aku beranikan diri membuka kembali kenangan-kenangan yang dulu kita abadikan
dalam foto. Dimana aku masih menjadi aku, dan kamu masih menjadi kamu. Enam
tahun lalu. Sebelum luka demi luka kamu goreskan di hatiku.
Mengenal dan dekat denganmu sungguh di luar pikiranku.
Apalagi sampai jatuh cinta denganmu, laki-laki yang berbeda tujuh tahun lebih
tua dariku.
Demi pergi dengan harapan dapat melihatmu pertama kali, aku
bahkan memberanikan diri bolos sekolah hari itu. Pilihan yang awalnya sangat
aku pertimbangkan, namun kini sangat aku syukuri.
Aku tidak mau banyak bicara tentang cerita lalu karena sudah
terlalu sering orang-orang mendengarnya. Rasanya seperti kau masih berada di dekatku setiap kali aku
menceritakannya ulang ke orang lain. Cerita tentang alasan aku yang dulu
berubah menjadi aku yang sekarang.
Mungkin tidak jelas kau ketahui bahwa alasan terbesarku
adalah dirimu.
Jatuh cinta memang pilihanmu.
Dan memendam cinta pun juga pilihanku.
Tidak pernah aku sesali.
Hanya saja setiap lagu cinta yang kudengar membuatku kembali
teringat oleh dirimu, aku ingin memutar waktu, dan aku tahu itu tidak mugkin.
Setiap kali aku mengatakan bahwa aku merindukan masa lalu,
kau selalu menjawabnya seakan kau tidak ingin menyalahkan sang waktu. Dan
membuatku pada akhirnya berpikir bahwa memang cinta tidak harus selalu
memiliki. Meski kadang, aku tidak setuju akan hal itu.
Ya, aku tahu, sejak dulu kau tidak pernah memintaku berubah,
hanya saja penolakanmu membuatku berpikir demikian. Anggaplah aku yang sekarang
hanya pubertas.
Tapi kau harus tahu, saat tulisan ini selesai pun, namamu
masih ada di dalam hatiku.
Selamat ulang tahun!
